Contoh Surat Kedutaan
yah mumpung lagi senggang update lagi ah :D
kali ini update annya itu adalah Surat Kedutaan, sebenernya mah ini tuh tugas sekolah, ya daripada di pake buat diri sendiri mending di share kan :D
nah ini contoh yang punya saya :D
kali ini update annya itu adalah Surat Kedutaan, sebenernya mah ini tuh tugas sekolah, ya daripada di pake buat diri sendiri mending di share kan :D
nah ini contoh yang punya saya :D
Kepada
Yth. Duta Besar Malaysia
di
Indonesia
Dengan hormat,
Saya Farhan Almas Hafiz Muzaki
memohon untuk menghentikan periklanan yang mengiklankan tentang penjualan yang
menghina para pekerja Indonesia yang bekerja sebagai “pembantu”. Dari beberapa
website yang saya buka dan dari beberapa informan yang saya terpecayai saya
melihat dan mendengar tentang penjualan pembantu indonesia yang saya kutip “Indonesia Maids Now on SALE, Fast
and Easy Application!! Now your housework and cooking come easy. You can rest
and relax, Deposit only RM 3,500! Price RM 7,500 nett!”. Bagi kami
warga Indonesia, iklan ini bagaikan meledek harga diri orang Indonesia seaakan
hanya barang yang bisa di pakai lalu di buang, padahal dalam kenyataannya kami
juga adalah Manusia.
Sebagai wakil dari para pelajar
Indonesia saya berharap dan memohon pada Duta Malaysia yang ada Indonesia untuk
membicarakan permasalahan ini dengan Pemerintah Malaysia untuk menghentikan
iklan tersebut dan menegur agen sosialisasi iklan tersebut. Dan saya berharap
agar iklan seperti ini tak akan ada lagi agar hubungan antara Indonesia dengan
Malaysia semakin erat dan saling menghormati.
Terima kasih atas pengertiannya.
Hormat saya
Farhan Almas Hafiz Muzaki
yah semoga info saya bermanfaat dan oh ya di surat kedutaan itu yang sulit adalah menentukan temanya, tema ini juga saya ambil dari berita dari beberapa informan(situs), ya kalau jeek ya maklum ya sobat :D
silahkan mempelajari dan menikmati :D
ini juga ada beberapa contoh surat kedutaan milik Rieke Diah:
Surat Terbuka kepada Kedutaan Besar Malaysia di
Indonesia : Buruh Migrant Bukan Barang Dagangan Komoditi (Respon Terhadap Iklan
“Maid On Sale”)
Kepada YTH :
Duta Besar Malaysia
Di Indonesia
Dengan Hormat,
Saya, Rieke Diah Pitaloka, Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Saya bertugas di Komisi IX
membidangi masalah ketenagakerjaan, termasuk masalah pekerja migran Indonesia.
Surat ini saya layangkan sebagai
respon terhadap selebaran “Indonesia Maids Now on SALE”. Menurut
jaringan saya di Kuala Lumpur, selebaran tersebut ditempel disejumlah tempat
dan ruang public di Kuala Lumpur. Bunyi petikan iklan tersebut “ Indonesian
Maids now on SALE. Fast and Easy Application!! Now your housework and cooking
come easy. You can rest and relax, Deposit only RM 3,500! Price RM 7,500 nett!”
Sebagai wakil rakyat, saya sampaikan
keberatan atas hadirnya iklan tersebut karena dapat dinilai sebagai sebuah
bentuk “merendahkan”, seperti memposisikan pekerja migran Indonesia, khususnya
pekerja domestik sebagai komoditi dagang, tidak sebagai manusia.
Saya yakin pemerintah Malaysia
mempunyai itikad baik untuk menjaga hubungan kedua negara. Saya percaya
pemerintah Malaysia tidak memiliki pemikiran memposisikan Indonesia lebih
rendah hanya karena mengirimkan tenaga kerja ke Malaysia. Dan saya percaya
pemerintah Malaysia sangat memahami bahwa rakyat kami yang berprofesi sebagai
pekerja domestik menerima uang dari majikan yang berwarga negara Malaysia,
dalam posisi sebagai upah atas kerja yang dilakukan, bukan hasil mengemis.
Dengan rasa hormat saya terhadap
rakyat dan pemerintah Malaysia, saya meminta iklan tersebut dihentikan.
Pemerintah Malaysia diharapkan segera menegur pihak agen yang melakukan promosi
yang tidak pada tempatnya tersebut. Sebagai bangsa serumpun, saya berharap
kejadian serupa tidak terulang lagi. Di masa yang akan datang saya yakin
hubungan RI-Malaysia akan berada pada koridor saling menghargai, menghormati
dan tentu saja hal yang paling utama: penghargaan terhadap hak azasi manusia
rakyat kedua negara dan upaya bersama untuk menegakkannya.
Terima kasih atas pengertiannya.
Wassalamualaikum, wr, wb
Jakarta, 29 Oktober 2012
Rieke Diah Pitaloka
kalau boleh tahu, dapat respon seperti apa ya dari kedutaan Malaysia?
BalasHapus